THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 07 November 2010

Jenis-jenis jaring lingkar dapat diklasifikasikan berdasarkan:
a. Jumlah kapal
Pembagian jaring lingkar (purse seine) berdasarkan jumlah kapal
yang digunakan, yaitu:
1. Jaring lingkar dengan 1 kapal (one boat system)
Pengoperasian jaring lingkar dengan menggunakan 1 kapal relatif
lebih mudah bila dibandingkan dengan sistem 2 kapal karena
tidak terlalu beresiko terjadinya kesalahan arah haluan kapal saat
pelingkaran yang dapat menyebabkan ketidak sempurnaan
bentuk jaring atau bahkan tabrakan antara 2 kapal.
Sistem 1 kapal lebih sering digunakan untuk pengoperasian
jaring lingkar pada malam hari dengan bantuan lampu dan
rumpon. Selain itu sistem 1 kapal lebih memungkinkan untuk
menggunakan kapal yang berukuran lebih besar sehingga jarak
dan area operasinya dapat lebih luas. Dengan kapal yang lebih
besar yang berarti menggunakan tenaga penggerak utama yang
juga lebih besar memungkin proses pelingkaran gerombolan ikan
dapat dilakukan dengan cukup cepat.
2. Jaring lingkar dengan 2 kapal (two boats system)
Pengoperasian jaring lingkar dengan sistem 2 kapal
memungkinkan untuk melakukan penangkapan ikan pada
siang hari atau melakukan operasi dengan mengejar gerombolan
ikan yang tampak di permukaan laut. Hal ini dapat dilakukan
karena dengan sistem ini pelingkaran gerombolan ikan dengan
jaring dapat dilakukan dengan cepat sebelum ikan menyadari
telah terperangkap.
b. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan
Berbagai jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan merupakan
salah satu faktor yang membedakan jenis jaring lingkar seperti:
1. Jaring lingkar tuna/Tuna purse seine
2. Jaring lingkar sardin/Sardine purse seine
3. Jaring lingkar cakalang
4. Jaring lingkar tongkol dan lain-lain
c. Panjang jaring lingkar
Berdasarkan ukuran panjang alat tangkap, jaring lingkar dapat
dibedakan menjadi:
1. Jaring lingkar besar : > 1.000 meter
2. Jaring lingkar sedang : 300 – 1.000 meter
3. Jaring lingkar kecil (mini purse seine) : < 300 meter
d. Desain jaring lingkar
Berdasarkan desain alat tangkap jaring lingkar dapat dibedakan
menjadi jenis, yaitu:
1. Jaring lingkar dengan kolor
2. Jaring lingkar tanpa kolor
3. Jaring lingkar bentuk segi empat
4. Jaring lingkar bentuk trapesium
5. Jaring lingkar bentuk lekuk
6. Jaring lingkar dengan kantong
7. Jaring lingkar tanpa kantong
Secara umum desain jaring lingkar adalah sebagai berikut:

Keterangan :
a. Badan jaring yang terdiri dari: d. Tali pelampung
1. Sayap (wing)
2. Perut (midle)
3. Bahu (shoulder)
4. Kantong (bunt)
e. Pelampung (bouy)
f. Tali ris bawah
g. Pemberat (sinker)
h. Tali cincin (bridel line)
b. Selvadge i. Cincin (ring)
c. Tali ris atas j. Tali kerut atau kolor (purse line)

Cara pengoperasian alat tangkap purse seine
1. Mengoperasikan Jaring Lingkar (Purse Seine)
Terdapat 2 jenis metode operasi penangkapan dengan jaring
lingkar yaitu:
•Mengejar gerombolan ikan
Metode operasi penangkapan dengan mengejar gerombolan
ikan umumnya dilakukan pada pagi atau sore hari dimana ikan
sedang aktif mencari makan di dekat permukaan air.
•Mengumpulkan ikan
Metode mengumpulkan ikan membutuhkan alat bantu
penangkapan untuk menarik perhatian ikan (atractif) sehingga
ikan berkumpul di sekitar tempat tersebut. Jenis alat bantu yang
digunakan pada kapal-kapal jaring lingkar di Utara Jawa adalah:
rumpon, lampu dan lampu petromaks. Pada umumnya
pengoperasian alat tangkap dengan metode ini dilakukan pada
dini hari sebelum matahari terbit atau sore hari menjelang
malam sehingga efektifitas lampu dapat maksimal.
Namun di beberapa daerah, pada pengoperasian jaring lingkar
kecil (mini purse seine) dengan alat bantu rumpon (tanpa lampu),
penangkapan ikan dilakukan pada siang hari disekitar rumpon
yang telah dipasang beberapa waktu sebelumnya.
2. Prosedur penurunan jaring lingkar dan pelingkaran gerombolan
ikan
Walaupun terdapat dua jenis metode operasi penangkapan
dengan jaring lingkar, namun secara garis besar keduanya memiliki
prosedur penurunan (setting) alat tangkap yang hamper sama,
perbedaannya hanya pada beberapa kegiatan sebelum penurunan alat
tangkap.
Pada metode pengumpulan ikan dilakukan pemikatan ikan
menggunakan rumpon dan cahaya sedang pada metode pengejaran
gerombolan ikan tidak dilakukan. Berikut ini proses penurunan jaring
lingkar yang dilakukan bersamaan dengan pelingkaran gerombolan
ikan berdasarkan metode yang digunakan:
a) Metode mengumpulkan ikan
1) Kapal mencari daerah penangkapan yang diperkirakan
banyak terdapat ikan termasuk memeriksa rumpon-rumpon
yang ditaruh permanen.
2) Setelah mendapat lokasi penangkapan disekitar rumpon, rakit
rumpon diikat pada kapal (pada beberapa kapal rumpon
permanen ditarik ke atas kapal dan diganti dengan rumpon
besar baru yang dibawa).
3) Kapal segera labuh jangkar untuk menunggu malam.
4) Menjelang sore hari, lampu-lampu besar segera dinyalakan
untuk menarik ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon sampai
dini hari (umumnya setting dilakukan pada pagi hari).
5) Menjelang pagi sebelum matahari terbit, proses persiapan
setting mulai dilakukan.
6) Lampu pompa minyak tanah (petromaks) dinyalakan satu
persatu dan ditaruh di atas rakit.
7) Rumpon besar ditarik dan diganti rumpon kecil atau rumpon
permanen ditarik dan disisakan kurang lebih 15 – 20 meter
untuk kemudian ditenggelamkan kembali.
8) Rakit pompa minyak tanah perlahan-lahan diturunkan ke laut
dengan dijaga oleh 2 – 3 orang juru arus. Dengan tali, rumpon
kecil diikatkan pada rakit pompa minyak tanah.
9) Tali ris dan tali kerut depan diikatkan pada tongkat tanda.
10) Lampu besar dipadamkan.
11) Mesin utama kapal dihidupkan.
12) Jangkar ditarik menggunakan gardan.
13) Roller segera dipasang pada dudukannya.
14) Kapal perlahan-lahan bergerak menjauhi rakit lampu pompa
minyak tanah dan rumpon untuk mengambil posisi
pelingkaran.
15) Awak kapal yang bertugas pada penurunan jaring lingkar
bersiap pada posisinya masing-masing, yaitu:
16) Dalam menentukan titik awal penurunan alat tangkap (setting)
perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Arus
Arah arus perlu diperhatikan karena ketika jaring lingkar
telah berada di dalam air maka akan sangat terpengaruh
oleh kekuatan arus. Posisi yang diharapkan adalah arus
mendorong alat tangkap menjauhi badan kapal sehingga
alat tangkap tidak masuk ke bawah kapal (kapal masuk ke
dalam lingkaran jaring) sehingga penaikan alat tangkap
tidak terlalu berat atau tidak tersangkut baling-baling.
b. Angin
Arah arus juga perlu diperhatikan karena bagian kapal
yang berada di atas air akan terpengaruh oleh angin.
Posisi yang salah dapat menyebabkan kapal terdorong
masuk ke lingkaran jaring karena itu diharapkan jaring
berada antara kapal dan arah datangnya angin sehingga
badan kapal terdorong menjauhi jaring.
c. Panjang jaring
Panjang jaring berarti luas area pelingkaran. Pada saat
pelingkaran, semakin besar haluan kapal berarti area
pelingkaran akan semakin luas yang berarti membutuhkan
jaring yang semakin panjang. Jarak minimal jaring dengan
gerombolan ikan adalah 50 meter.
17. Pada titik A di atas, Nakhoda memberikan aba-aba kepada
juru tanda yang membawa tongkat tanda yang telah diikatkan
tali ris atas dan tali kerut depan untuk meloncat ke laut
sebagai titik awal setting atau pelingkaran. Kecepatan kapal
sedang antara 6 – 8 knot tergantung dari kekuatan mesin
utama.
18. Bersamaan dengan melajunya kapal, bagian-bagian jaring
mulai turun ke laut. Agar proses penurunan jaring lingkar
berlangsung cepat, lancar dan untuk menghindari
kemungkinan terbelit atau tersangkutnya bagian-bagian jaring
maka beberapa petugas membantu dan mengawasi proses
penurunan tersebut, yaitu:
- 2 orang mengawasi/membantu penurunan pelampung
- 3 orang mengawasi/membantu penurunan pemberat dan
cincin
- 1 orang mengawasi/membantu penurunan tali kerut
19. Dengan panduan lampu pada rakit dan tongkat tanda,
Nakhoda memperkirakan derajat haluan kapal. Menjelang
mendekati lampu tanda atau titik akhir, kapal dipercepat
maksimal agar proses penurunan alat tangkap segera selesai
sebelum ikan melarikan diri.
20. Beberapa meter sebelum titik akhir, kecepatan kapal di
netralkan hingga kapal melaju dengan sisa tenaga. Pada
beberapa kapal ketika benar-benar mendekati titik akhir,
mesin kapal diputar balik agar kapal tiba-tiba berhenti pada
kecepatan tinggi. Hal ini tergantung dari teknik yang biasa
dilakukan oleh masing-masing Nakhoda.
21. Ketika kapal mencapai juru tanda yang memberikan tongkat
tanda petugas A maka proses penurunan jaring lingkar telah
selesai.
b. Metode mengejar gerombolan ikan
1. Kapal mencari adanya gerombolan ikan yang naik ke
permukaan air. Hal ini biasanya terlihat pada pagi antara jam
07.00 sampai 10.00 atau sore hari antara jam 15.00 – 17.30
ketika sinar matahari tidak terlalu terik.
2. Beberapa anak buah kapal menempati posisi yang cukup tinggi
seperti di atas anjungan untuk mendapatkan pandangan yang
lebih luas untuk mencari tanda-tanda adanya gerombolan ikan.
Beberapa tanda-tanda kemungkinan adanya gerombolan ikan
adalah:
- Burung laut
Terlihatnya kelompok burung laut yang terbang berputarputar,
menukik dan menyambar-nyambar permukaan air.
Burung laut seperti camar (Laridea) mencari mangsa berupa
ikan-ikan kecil yang juga merupakan mangsa dari ikan-ikan
lebih besar seperti cakalang dan tongkol. Oleh karena itu
besar kemungkinan adanya kawanan burung laut
mengindikasikan adanya gerombolan ikan yang menjadi
tujuan penangkapan jaring lingkar.
- Buih-buih atau riakan air di permukaan laut
Adanya buih-buih atau riakan air di permukaan laut dapat
disebabkan gerakan gerombolan ikan besar yang sedang
mengejar dan memangsa ikan-ikan kecil yang berada di
dekat permukaan air. Buih-buih atau riakan air tersebut
berpindah-pindah sesuai dengan pergerakan ikan.
Beberapa saat menghilang namun kemudian tampak lagi
pada lokasi yang lain.
Untuk mencari tanda berupa riakan air ini lebih sulit
dibandingkan dengan tanda burung-burung laut. Namun,
dengan adanya riakan air ini lebih dapat dipastikan
keberadaan, arah ruaya dan besarnya gerombolan ikan.
- Lumba-lumba
Keberadaan lumba-lumba walau tidak pasti
mengindikasikan adanya gerombolan ikan. Hal ini
dikarenakan mangsa lumba –lumba adalah beberapa jenis
ikan yang juga merupakan tujuan penangkapan jaring
lingkar.
- Ikan yang melompat-lompat
Ikan yang melompat-lompat ke permukaan laut jelas
menandakan keberadaan ikan. Beberapa jenis ikan yang
menjadi tujuan penangkapan jaring lingkar sering terlihat
melakukan ini seperti: tongkol, cakalang dan tuna sirip
kuning. Tanda ini lebih tampak dari kejauhan dibandingkan
dengan tanda riakan air.
- Perbedaan warna air laut
Perbedaan warna air laut yang dimaksud disini apabila di
permukaan laut tampak ada warna yang lebih gelap/pekat
yang luasnya mencakup beberapa puluh meter
dibandingkan dengan warna air disekelilingnya. Tanda ini
cukup sulit diidentifikasi karena banyak faktor dapat
menyebabkan perbedaan warna permukaan laut dan
rendahnya posisi pengamat yang berada di kapal, kecuali
apabila dilihat dari ketinggian tertentu misalnya
menggunakan pesawat udara atau satelit. Penggunaan
sarana tersebut akan sangat membantu penangkapan
karena luasnya cakupan pandangan dan dapat memberikan
data yang lebih akurat tentang arah ruaya dan besarnya
gerombolan ikan.
Selain itu, terkadang bila tampak ada batang kayu terapung,
Nakhoda akan mengamati untuk memeriksa kemungkinan
adanya gerombolan ikan disekitarnya.
Dari sekian banyak tanda-tanda yang menunjukan adanya
gerombolan ikan seperti diuraikan di atas, yang paling
sering ditemui dan digunakan di lapangan adalah tandatanda
berupa buih-buih di permukaan laut, ikan yang
melompat-lompat dan burung laut yang terbang berputarputar.
3. Bila telah ditemukan adanya gerombolan ikan maka kapal
dengan cepat akan segera mendekati.
4. Anak buah kapal segera bersiap di posisinya masing-masing
sama seperti pada mengumpulkan gerombolan ikan.
5. Kapal semakin mendekat untuk mengetahui beberapa informasi
seperti: arah renang, kedalaman perairan, jenis ikan, kecepatan
renang, tingkah laku ikan, kepadatan (densitas) dan besarnya
gerombolan ikan tersebut. Jarak terdekat dengan gerombolan
ikan yang masih memungkinkan adalah 50 meter untuk
menghindari kemungkinan ikan ketakutan dan kabur. Selain itu
perlu juga diketahui arah arus, angin dan matahari.
6. Setelah itu segera ditentukan titik awal penurunan jaring.
7. Kapal melakukan olah gerak untuk mengambil posisi untuk
bersiap melakukan pelingkaran. Teknik pelingkaran yang sering
dilakukan kapal jaring lingkar adalah sebagai berikut:
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan
pelingkaran:
a) Prinsip pelingkaran gerombolan adalah menghadang arah
renang ikan.
b) Diameter pelingkaran minimal 50 meter dengan gerombolan
ikan sebagai porosnya.
c) Kecepatan kapal maksimal agar pelingkaran dapat segera
diselesaikan.
8. Proses penurunan alat tangkap sama dengan metode
mengumpulkan gerombolan ikan.
Diantara kedua metode tadi terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1) Metode mengumpulkan gerombolan ikan
Pada metode ini, lebih mudah menentukkan titik awal
penurunan jaring sesuai dengan arah arus dan angin. Hal ini
dikarenakan arah renang gerombolan ikan cenderung
membentuk lingkaran (shoaling) memutari rumpon dan rakit
petromaks. Namun beberapa bulan sebelum melakukan
penangkapan harus memasang beberapa rumpon terlebih
dahulu.
2) Metode mengejar gerombolan ikan
Kesulitan terbesar dari metode ini adalah memperkirakan
arah renang gerombolan ikan sehingga titik awal penurunan
jaring/pelingkaran harus tepat dan dilakukan dengan cepat.
Pelingkaran yang sesuai dengan arah arus dan angin sulit
untuk dilakukan sehingga ketika dilakukan penarikan jaring
kapal harus sering melakukan olah gerak. Oleh karena itu
pada metode ini sering digunakan sistem 2 buah kapal (two
boats system) untuk mempercepat proses pelingkaran dan
memudahkan penarikan jaring.
c. Prosedur penaikan jaring lingkar
Metode pengejaran dan mengumpulkan gerombolan ikan,
memiliki proses penaikan jaring lingkar yang sama sehingga akan
dibahas bersamaan di bawah ini:
1. Petugas A yang telah memegang tongkat tanda segera melepas
tali ris dan tali kerut depan. Tali kerut depan dan belakang
dilewatkan ke roller sebelum diserahkan ke 2 orang petugas
gardan.
2. Kedua petugas gardan menerima tali kerut tersebut dan melilitkan
pada gardan. Dengan aba-aba dari petugas B di dekat side roller,
petugas gardan melakukan penarikan tali kerut secara bersamasama
untuk menutup arah renang vertikal ikan. Penarikan tali kerut
depan dan belakang dilakukan dengan putaran yang sama agar
tidak terlalu berat.
Posisi para petugas dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
3. Ketika cincin-cincin hampir mencapai side roller, petugas B
memberikan tanda agar penarikan dihentikan.
4. Tali kerut dikaitkan ke stopper agar tidak kembali tenggelam.
5. Side roller dan 2 roller lainnya dilepaskan dari dudukannya.
6. Pengangkatan cincin-cincin ke atas kapal dilakukan oleh beberapa
awak kapal secara bersama-sama. Pada beberapa kapal lainnya,
pengangkatan cincin dilakukan dengan menggunakan boom.
7. Setelah cincin terangkat maka bagian bawah jaring telah tertutup
dan berbentuk kerucut.
8. Pada metode mengumpulkan gerombolan ikan, rakit pompa minyak
tanah, rumpon dan para juru arus segera naik ke kapal.
9. Kemudian dilakukan penarikan badan jaring yang dimulai dari tali
ris atas (pelampung) bersamaan secara perlahan-lahan oleh
seluruh awak kapal.
10. Posisi kapal dijaga dengan melakukan olah gerak untuk selalu
berada di atas arah arus sehingga badan jaring yang masih berada
di dalam air tidak masuk ke bagian bawah (lambung) kapal atau
tersangkut pada baling-baling (propeller).
Pada metode pengejaran gerombolan ikan sering terjadi kapal
masuk ke lingkaran jaring sehingga diperlukan bantuan kapal lain
untuk menarik dan melepaskan kapal dari perangkap tersebut.
Pada penangkapan jaring lingkar di Aceh yang menggunakan 1
kapal apabila kapal terperangkap jaring maka telah siap kapalkapal
berukuran kecil untuk membantu menarik kapal penangkap
keluar dari lingkaran jaring. Kapal-kapal kecil tersebut akan
mendapat bayaran (bagian) dari hasil tangkapan.
11. Badan jaring ditarik hingga hanya tersisa ruang yang dirasa cukup
(bagian kantong pada jaring yang memiliki kantong) untuk
menampung ikan hasil tangkapan.
12. Tali ris atas dibagian kantong diikatkan ke boom untuk menahan
berat ikan hasil tangkapan.
13. Kemudian ikan mulai dinaikan ke kapal dengan menggunakan
serokan (caduk). Untuk serokan besar digerakkan dengan boom
sedang serokan kecil menggunakan tenaga manusia.
14. Setelah semua ikan terangkat, jaring diangkat dan disusun
beramai-ramai pada setengah bagian kapal ke arah belakang, siap
untuk digunakan kembali

0 komentar: