THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 15 Desember 2010

RUPA-RUPA SENI RUPA : Menggambar

Setiap saat kita tentunya dihadapkan sebuah gambar baik itu di atas kertas atau di media lain. Lantas segala bentuk karya dalam bidang datar disebut gambar?. Terus apa bedanya dengan lukisan?. Bukankah ada lukisan yang di dibuat dengan memanfaatkan kertas sebagai medianya, apakah menggambar tidak memerlukan kuas maupun cat. Langsung saja, sebelumnya kita coba perhatikan makna dari gambar itu sendiri.
  • Kata gambar merupakan kata yang lebih spesifik dari kata citra atau imaji(bayangan).
  • Dalam bahasa Inggris Image (citra) bisa berbentuk 2 dimensi dan 3 dimensi.
  • Gambar mempunyai arti tiruan (barang/materi) yang dibuat dengan coretan/goresan dengan pensil(dan sebagainya) pada kertas (bidang datar lainnya)
  • Gambar biasanya mempunyai kemiripan dengan suatu obyek

Dari beberapa poin diatas dapat disimpulkan bahwa gambar adalah sebuah citra yang menjelaskan sebuah materi (sesuai tujuan diciptakannya), berbentuk datar yang dibuat dengan coretan dan ataupun memuat unsur seni rupa 2 dimensi lainnya.

Lain dengan lukisan, secara teknis menggambar dan melukis memiliki persamaan, namun prinsipnya yang berbeda, yaitu:
  • jika gambar harus sesuai tujuan, harus tepat, mengutamakan logika,dan sesuai perintah. contohnya bisa berupa: peta, karya ilustrasi, poster, gambar bentuk, denah, desain.
  • tapi lukisan lebih bebas, tidak terikat, dan lebih melibatkan perasaan dan kreasi pembuatnya

Fungsi Seni Rupa


Berdasarkan tujuan perwujudan karya rupa, fungsi seni rupa dikategorikan atas :
Karya seni rupa ada yang memang dibuat si senimannya untuk dinikmati saja ada juga yang difungsikan sebagai pemanis pada benda-benda fungsional


( A ) Seri Rupa Murni (Fine Art)
Seri Rupa Murni, yakni karya seni rupa yang dibuat hanya untuk kepentingan estetis saja
lebih mementingkan kejujuran
faktor individu / karakter perseorangan lebih diutamakan
bebas bereksperimen atas media yang digunakan
berusaha menciptakan suatu hal/ kejutan-kejutan baru
bahkan faktor kegunaan diabaikankarya : (Alm) Affandi
sebebas apapun dalam berkarya, nilai estetika harus dipertimbangkan

( B ) Seni Rupa Terapan (Applied Art)
Seni Rupa Terapan, yakni karya rupa yang dibuat selain harus mempunyai nilai estetis, karya tersebut memiliki nilai kegunaan dalam kehidupan sehari-hari (seni pakai). Karya seni rupa terapan dikategorikan atas desain dan kerajinan.

(B).1 Desain
Dalam kesenirupaan desain dapat berarti karya sekaligus rancangan karya rupa berikutnya. desain bisa berupa sketsa. Karya desain dibutuhkan ketelitian dan perhitungan yang sistematis agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul istilah "perancangan proses".
Karya desain dalam seni rupa bisa berupa : desain arsitektur, desain interior-eksterior, desain produk, desain pakaian, desain produk, desain grafis, desain interface sebuah web, desain iklan visual, dan karya rancangan visual lainnya.

(B)2 Kerajinan
Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan(tangan) atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai.
Arti yang lain ialah usaha yang berterusan penuh semangat ketekunan, kecekalan, kegigihan, dedikasi dan berdaya maju dalam melakukan sesuatu perkara
Dan perlu kita cermati juga bahwa keunikan karya kerajinan bernilai lebih dibandingkan fungsinya.
Secara singkat kerajinan merupakan karya rupa terapan yang sebagian besar berupa benda hias dimana dalam proses pembuatannya dibutuhkan ketrampilan tangan.

Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Terapan

Pembuatan karya seni rupa yang terdapat diberbagai daerah diIndonesia di lakukan dengan berbagai macam teknik , antara lain teknik Batik , Teknik Cetak, dan Teknik Las .

a. Teknik Batik
Karya Seni Rupa yang dibuat dengan cara ini memerlukan bahan dan peralatan khusus,serta pembuatan melalui prosedur yang berbeda dengan teknik yang lain. Bahkan bahan dasar yang digunakan untuk membatik , antara lain kain putih yang dapat ditempeli lilin atau malam sebagai bahan perintang dan kain tersebut dapat meresap warna,bahan pembangkit warna,bahan pelarut napthol,bahan pelarut garam,serta malam atau lilin.
Salah satu daerah yang terkenal dengan teknik membatiknya adalah pekalongan.
b. Teknik Cetak
Karya seni Rupa yang dilakukan dengan Teknik Cetak , antara lain berupa fotografi,semua karya seni grafis,dan karya desain grafis. Proses pembuatannya membutuhkan acuan cetak yang dipakai sebagai klise. Dengan klise tersebut memungkinkan karya dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan bentuk,warna,dan kualitas yang sama.
c. Teknik Las
Dalam membuat karya seni patung dapat menggunakan bahan dari batu andesit,logam,perunggu,atau kayu.Teknik las digunakan untuk membuat patung yang berbahan dasar perunggu atau logam lainya.sentra-sentra industri kerajinan logam,antara lain terdapat di Klaten,Juana,dan Mojokerto

Rabu, 08 Desember 2010

PENGERTIAN SENI RUPA DAN JENIS2 NYA


Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.

Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.

Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual

Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.

Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.

Seni Keramik adalah cabang seni rupa yang mengolah material keramik untuk membuat karya seni dari yang bersifat tradisional sampai kontemporer. Selain itu dibedakan pula kegiatan kriya keramik berdasarkan prinsip fungsionalitas dan produksinya.

Ø SENI RUPA TERAPAN

Seni rupa terapan adalah hasil karya seni rupa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai fungsi atau manfaat. Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tentang rasa keindahan. Misalnya lukisan, patung,dan benda hias. Fungsi praktis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan benda pakai. Misalnya vas bunga, kursi ukir, dan bingkai foto.

Selain itu kaya seni rupa terapan juga dibedakan menjadi 3, yaitu hasil karya ukiran, hasil karya patung, dan hasil karya batik.

  • Menurut hasil karya ukiran, contoh benda-bendanya adalah ukiran kayu dari Jepara dan ukiran kayu dari Bali.
  • Menurut hasil karya patung, contoh benda-bendanya adalah patung kayu dari suku Asmat, patung batu Pangeran Diponegoro, dan Patung kayu dari Bali.
  • Menurut hasil karya batik, contoh benda-bendanya adalah baju, sprei, kain, dan gorden .


Aliran seni lukis

Surrealisme

Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.

Kubisme

Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.

Romantisme

Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.

Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.

Plural painting

Adalah sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau pengembaraan intuisi untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari naluri kehidupan ke dalam bahasa visual. Bahasa visual yang digunakan berpijak pada konsep PLURAL PAINTING. Artinya, untuk menampilkan idiom-idiom agar relatif bisa mencapai ketepatan dengan apa yang telah tertangkap oleh intuisi mempergunakan idiom-idiom yang bersifat: multi-etnis, multi-teknik, atau multi-style.

Seni lukis daun

Adalah aliran seni lukis kontemporer, dimana lukisan tersebut menggunakan daun tumbuh-tumbuhan, yang diberi warna atau tanpa pewarna. Seni lukis ini memanfaatkan sampah daun tumbuh-tumbuhan, dimana daun memiliki warna khas dan tidak busuk jika ditangani dengan benar.

Sejarah umum seni lukis

Zaman prasejarah

Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.

Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).

Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.

Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.

Seni lukis zaman klasik

Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:

  • Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
  • Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),

Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.

Seni lukis zaman pertengahan

Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.

Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".

Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).

Seni lukis zaman Renaissance

Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.

Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah: