THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 25 April 2011

Penampang Melintang dan Membujur

12.9.1. Pengertian

Penampang sebuah kapal atau bagian-bagiannya, umumnya dibedakan atas penampang melintang dan penampang membujur. Bentuk dari penampang-penampang ini sangat bergantung dari tipe sebuah kapal dan kegunaan dari kapal tersebut. Dengan demikian sistem kerangka yang digunakan dalam membangun kapal tersebut, ikut menentukan konstruksi melintang dan membujurnya.

Penampang melintang sebuah kapal dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kaitan antara tipe kapal, sistem kerangka yang digunakan yang sekaligus memberikan perbedaan yang nyata mengenai perkuatan-perkuatan dan jumlahnya pada konstruksi bagian kapal yang mendapat tekanan terbesar yaitu dasar berganda.

Dengan kata lain wrang-wrang yang digunakan sebagai perkuatan dasar berganda sebuah kapal akan sangat bergantung dari jenis kerangka yang digunakan pada konstruksi melintang kapal itu.

Dibawah ini ditampilkan penampang melintang sebuah kapal

dengan sistem konstruksi membujur melalui wrang penuh

Senin, 28 Maret 2011

Cahaya Wudhu

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ أُمَّتِيْ يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِيْنَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوْءِ، فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيْلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ

( رواه البخاري )

“Sungguh ummatku akan diseru pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya karena bekas wudhu'nya, maka barangsiapa yang mampu melebihkan panjang sinar pada tubuhnya, maka lakukanlah.” ( Shahih Al Bukhari )

ImageSebelum saya melanjutkan tausiah, ada pertanyaan mengapa hadits ini harus dibaca dulu bersama-sama?, tidak harus dibaca namun (maksud kita) hanya dengan niat mengambil barakah. Sebagaimana ta’lim (pembelajaran) itu ada 3 macam, yang pertama adalah belajar dengan membaca buku, yang kedua adalah belajar dengan guru, dan yang ketiga adalah ta’lim (belajar) dengan cara talaqqi. Seperti yang kita fahami bahwa belajar dengan buku tanpa guru bisa jadi kesalahannya lebih banyak daripada ta’lim dengan guru langsung, namun belajar langsung kepada guru pun terkadang salah faham juga atas apa-apa yang disampaikan oleh gurunya. Dan yang paling utama adalah belajar dengan cara talaqqi, talaqqi adalah ucapan langsung dari gurunya kemudian diucapkan lagi oleh muridnya. Dan Ulama’ masa kini menggunakan ketiganya, jadi kitab atau bukunya ada, syarah guru serta talaqqinya juga ada. Bahkan kitab-kitab seperti Shahih Al Bukhari dan terjemahannya sangat mudah kita dapatkan. Namun ta’lim yang paling utama adalah Talaqqi karena inilah yang disebut dengan sanad keguruan, dimana seorang guru belajar langsung kepada gurunya sehingga bersambung kepada Al Imam Bukhari dan sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Setelah kita membaca hadits tadi dan acara selesai maka selesailah pembacaannya namun ruh kita terus bersambung kepada Al Imam Al Bukhari sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Cahaya Allah subhanahu wata’ala yang menerangi kita dengan rahmat-Nya, gelombang rahmat-Nya terus mencari tempat-tempat yang pantas dijadikan tempat untuk bergabung, seperti gelombang-gelombang yang muncul, banjir, atau tsunami kesemuanya mengarah ke tempat yang lebih rendah, maka majelis-majelis dzikir dan majelis-majelis ta’lim itu adalah tempat mengarahnya para malaikat pembawa rahmat, namun yang paling banyak mendapatkan bagian rahmat adalah orang yang paling rendah hati dan tidak menyombongkan diri, tidak riya’ namun dia merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling banyak dosa dan bersyukur karena telah diizinkan oleh Allah untuk duduk di majelis itu, maka orang yang seperti itu akan dimuliakan oleh Allah.

Mencintai Madinah

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ

(صحيح البخاري)

“Wahai Allah, jadikan kami mencintai Madinah, seperti kami mencintai Makkah atau lebih dari mencintai Makkahi.” ( Shahih Al Bukhari )

ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha menyambungkan rantai keluhuran, kebahagian dan rahmat-Nya sepanjang waktu dan zaman, dengan putaran roda kehidupan yang terus berputar tiada berhenti, dan roda kehidupan itu terus bergulir dan mendekat kepada kematian, bergerak dari waktu kelahiran dan akan berhenti saat nafas yang terakhir dihembuskan, setiap putaran kehidupan itu melewati kenikmatan dan kesedihan, kesedihan adalah sebagai sarana untuk sabar, tabah dan bersyukur , sebagaimana dikatakan oleh sayyidina Umar bin Khatthab RA dalam kitab Al Adab Al Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari : Aku bersyukur atas musibah karena 3 hal, yang pertama karena musibah tidak datang pada aqidahku, padahal Allah Maha Mampu memberikan musibah itu namun Allah tidak memberikannya. Kedua, Allah subhanahu wata’ala mampu memberi musibah yang lebih besar namun Allah tidak memberikannya. Ketiga, Allah jadikan setiap musibah sebagai penghapus dosa. Jadi walaupun kita tidak senang dengan musibah ( tidak ada yang senang dengan musibah, semua manusia menginginkan kenikmatan), namun jika datang musibah hiburlah dengan mengingat bahwa Allah Maha Mampu memberi musibah yang lebih besar dari itu dan ingatlah bahwa musibah yang menimpamu sedang mengikis dosa-dosamu, yang mana jika dosa itu tidak terkikis maka dosa itu akan membawa musibah yang lebih besar di alam kubur dan di akhirat. Di saat kita dalam kenikmatan maka perbanyaklah untuk bersyukur karena dengan bersyukur akan bertambah kenikmatan yang lebih besar lagi, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

( إبراهيم : 7 )

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". ( QS. Ibrahim : 7 )

Minggu, 06 Maret 2011

Semangat Wirausaha Mandiri



Cetak Surel

Lembaga pendidikan formal yang didirikan dengan tujuan mendidik angkatan kerja informal dan nonformal terdengar sebagai sebuah paradoks. Namun pola semacam ini adalah pendekatan yang paling praktis serta faktual dalam konteks kehidupan kita saat ini, di mana peluang kerja tidak lagi berlimpah dan melebihi jumlah tenaga kerja yang tersedia, melainkan sebaliknya: peluang itu harus diciptakan sendiri oleh para pencari kerja.

Di sinilah terbukanya celah bagi sekolah-sekolah menengah kejuruan; suatu wilayah pendidikan formal yang kerap tak dipandang sebelah mata pun oleh sebagian orang, tetapi nyatanya mampu menjadi penyangga struktur perekonomian bangsa.

KELEBIHAN SMK dibanding SMA



Cetak Surel

SMK sudah sejak lama merupakan sekolah yang identik dengan pencetak para orang-orang yang handal didunia kerja. namun juga identik sebagai pusat sekolahnya arek mbetik (anak nakal) dan orang yang tak mampu (maaf). mengapa saya bisa katakan seperti itu, karena yang sudah saya tahu dimasyarakat ialah paradigma bagaimana sebuah SMK dianggap sebagai pilihan terakhir.

Sabtu, 05 Februari 2011

Kelezatan Cinta Kepada Allah SWT dan Rasul-Nya

ImageLimpahan puji kehadirat Allah swt yang Maha berhak atas kesempurnaan yang mulia, Maha Suci Allah yang dengan mengikuti Sang Nabi terangkatlah derajat kita kepada puncak kehidupan yang abadi, Maha Suci Allah, Nama Yang Maha Agung, Maha Berwibawa dengan kewibawaan yang Abadi, Maha Terang benderang Menerangi jiwa dengan kemuliaan khusyu, menerangi sanubari dengan ketenangan dan sakinah, menenangkan hari-hari mereka didalam kenikmatan yang melebihi seluruh kenikmatan, Kenikmatan khusyu dan rindu kehadirat Allah, yang bila telah bangkit dari sanubari bagaikan matahari yang terbit, maka sirnalah seluruh kenikmatan dan segala kesedihan, tenggelam dalam keasyikan pada Nama Allah swt..

Inilah (wahai) hadirin-hadirat surga bagi mukminin-mukminat sebelum mereka mengenal surga, Akan tetapi kita lihat bagaimana para Sahabat radhiyallahu'anhum dan para pengikutnya, dan para Shalihin dan Muqarrabien, mereka menginginkan kebersamaan selalu dengan mausia yang paling dekat kepada Allah (yaitu) Sayyidina Muhammad saw, karena apa?, Karena mereka merasakan kelezatan saat mereka bersama Nabi Muhammad saw, mereka merasakan puncak kekhusyuan saat mereka bersama Nabi Muhammad saw dan mereka tidak merasakan kelezatan hidup melebihi saat saat mereka bersama Rasulullah saw.

Oleh sebab itu sering kita dengar riwayat semacam Sayyidina Tsauban ra yang merasa tidak lagi menginginkan kenikmatan surga kecuali yang diinginkan adalah bersama Sang Nabi, Seperti hal hal semacam ini karena apa? Karena mereka merasakan kelezatan saat mereka bersama Nabi Muhammad saw.., Kelezatan apa?, Tentunya kelezatan dekat kepada Allah.., kelezatan khusyu.., kelezatan tuma'ninah.., ketika mereka memandang wajah Sang Nabi dan ketika mereka bersama Nabi Muhammad saw, Sebagaimana dijelaskan didalam Majmu'zawaid dan Musnad Imam Ahmad berkata Sayyidina Abu Hurairah "Yaa Rasulullah idza ra'ynaka raqqat quluubina..!", Wahai Rasulullah jika kami melihat wajahmu kami terangkat pada puncak kekhusyuan.., Banyak diantara kita memandang benda, memandang gunung, memandang laut, maka terangkat (muncul) tuma'ninah dan khusyu dalam jiwa semakin ingat kepada Allah dan demikian dan lebih dan lebih memandang Nabi Muhammad saw yang menjadi lambang rahmat ilahi..,

Datanglah seseorang bertanya kepada Sang Nabi "yaa Rasulullah kapan datangnya hari kiamat?" (kita bertanya) siapa orang ini? Al Imam Ibn Hajar Asqalani didalam kitabnya Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan orang yang bertanya ini orang yang membuang air kecil di Masjid Nabawi. Orang yang boleh dikatakan sangat kurang ajar dan minim pemahamannya dan juga imannya, dia bertanya "kapan hari kiamat?" Rasul menjawab dengan pertanyaan "bukan kapan yang mestinya kau ketahui, apa yang kau siapkan? jangan bicarakan kapan hari kiamat karena yang diperlukan adalah persiapanmu, apa yang kau persiapkan?" ia berkata "La syai..! Tidak ada apa-apa yang kusiapkan. Maksudnya apa? Ia beramal hal yang fardhu dan memperbanyak hal yang sunnah semampunya tapi tidak punya satu amal yang ia andalkan terkecuali Mahabbatullah awa Rasul. Yang ku andalkan cinta kepada Allah dan RasulNya Muhammad saw, ini yang menjadi andalanku yang lain tidak ku andalkan walaupun akau beramal. "La syai" disini bukan berarti tidak beramal, beramal tetapi dia tidak mengandalkannya. Yang ia andalkan cintanya kepada Allah dan Rasul, maka Rasul menjawab "engkau bersama dengan orang yang engkau cintai" dijawab kabul dari cintanya kepada Allah dan Rasul diijabah langsung oleh Rasul saw. Barangkali kalau amalan lainnya belum tentu diijabah oleh Allah, tetapi cinta kepada Sang Nabi langsung dijawab oleh Rasul "anta ma a man ahbabta..!" engkau bersama dengan orang yang kau cintai.