THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 31 Januari 2011

Pemandangan Yang Indah

قَالَ أَنَسُ ابْنُ مَالِك رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : مَا نَظَرْناَ مَنْظَرًا كاَنَ أَعْجَبَ إِلَيْنَا مِنْ وَجْهِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

(صحيح البخاري)

Berkata Anas bin Malik Ra : "Kami belum pernah melihat pemandangan yang lebih menakjubkan dari wajah nabi shallallahu 'alaihi wasallam". (Shahih Al Bukhari)

ImageAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ...

Limpahan puji kehadirat Allah Yang Maha Luhur, Yang telah menganugerahkan kepada kita anugerah terbesar yaitu iman, dengan perantara manusia yang paling beriman dan seseorang tidak akan mencapai puncak keimanan kecuali dengan mencintai sang pembawa tuntunan keimanan, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Dijelaskan oleh hujjatul islam wabarakatul anam Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi shahib Simtuddurar, di dalam qasidahnya beliau menjelaskan bagaimana detak-detak jantung yang selalu rindu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sang pembawa keluhuran dari Allah. Ketika beliau ditanya : "apa yang menjadi penyembuh dari penyakit-penyakitmu"?, maka Al Habib Ali menjawab : "obatnya adalah berjumpa dengan kekasihku, dan airmataku selalu mengalir karena rindu dengan kekasihku. Wahai Allah sampai kapankah Engkau biarkan air mata ini mengalir, apakah menunggu sampai air mata darah yang mengalir dari mataku", demikian ucapan hujjatul islam wabarakatul anam shahib Simtuddurar Al Habib Ali Al Habsyi Ar.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Dengan rahasia keluhuran Allah lah kita sampai ke majelis ini, sampailah kita sebagai tamu Allah di istana keridhaan Allah, tidak satupun yang menginjak majelis ini kecuali dijanjikan untuknya pengampunan dan rahmat Allah, yang paling tidak adalah pengampunan Allah subhanahu wata'ala dan lebih dari itu adalah rahmat-Nya yang maha luas. Keberuntungan demi keberuntungan mengalir dalam kehidupan, dan dalam kehidupan ada keberuntungan yang membuka keberuntungan selanjutnya, dan ada pula keberuntungan yang membuka kehinaan, maka selalu lah memohon kepada Sang Pemilik keberuntungan untuk membuka pintu keberuntungan bagi kita yang membuka keberuntungan untuk hari esok di dunia dan akhirah, Dialah (Allah) Yang Maha memilikinya, Dialah Yang Maha melimpahkannya, Dialah Yang Maha membagi-bagikannya sepanjang waktu dan zaman, Dialah Yang Maha berhak memberimu lebih dari apa yang telah disiapkan, Maha mampu memberimu lebih daripada apa yang pantas untukmu, hanya Dialah Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi yang mampu melakukannya. Allah subhanahu wata'ala selalu siap memberi lebih dari yang kita minta dan kita harapkan, terbukti dari pemberiannya yang sedemikian banyak tanpa kita memintanya, betapa banyak hajat (kebutuhan) yang diberikan kepada kita tanpa kita memintanya ; jasad kita dan gerakannya, lidah kita dan suaranya, telinga kita dan pendengarannya, penglihatan kita dan pemandangannya, kesemua itu adalah hajat kita dan kita diberinya tanpa meminta, adakah yang lebih baik dari-Nya?!, maka janganlah kecewa jika ada satu atau dua permintaan kita yang belum diijabah oleh Allah subhanahu wata'ala, karena barangkali terdapat rahasia keluhuran yang tersembunyi di balik itu semua.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Allah subhanahu wata'ala berfirman:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

(التوبة : 100 )

"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar" ( QS. At Taubah: 100)

Mimpi Berjumpa Rasulullah saw

قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

سَمُّوا بِاسْمِي، وَلَا تَكْتَنُوا بِكُنْيَتِي، وَمَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ، فَقَدْ رَآنِي، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَمَثَّلُ فِي صُورَتِي، وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw : “Berilah nama-nama kalian dengan namaku, dan jangan memakai gelar seperti gelarku, dan barangsiapa bermimpikan aku dalam tidurnya sungguh ia telah melihat aku, maka sungguh syaitan tidak mampu menyerupai diriku, dan barangsiapa yg berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaknya ia bersiap akan tempatnya di neraka” (Shahih Bukhari)

ImageAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَالْحَمْدُلله الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ الْمُنَاسَبَةِ الْمُبَارَكَةِ...

Limpahan puji kehadirat Allah Yang Maha Luhur, Yang Maha melimpahkan kebahagiaan sepanjang waktu dan zaman, sebelum zaman dicipta hingga zaman dicipta dan kemudian sirna, setiap generasi terlahir dan wafat kesemuanya di dalam pengaturan Sang Maha Tunggal dan Maha Abadi, samudera segenap ketentuan dan segala kejadian yang lalu dan yang akan datang berada dalam samudera kelembutan-Nya, di dalam samudera kasih sayang-Nya. Sungguh Allah subhanahu wata'ala sangat Maha Pengasih dan Maha Penyayang, seandainya Dia tidak berkasih sayang dan mau menghukum hamba-Nya sebab kesalahan-kesalahan mereka, sebagaimana firman-Nya:

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ ( النحل : 61 )

" Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya" ( QS. An Nahl: 61)

Maka jika Allah mau menghukum manusia karena kesalahan yang mereka lakukan, maka mereka tiadalah akan tersisa lagi di muka bumi ini, namun Allah menunda setiap nafas, setiap detik, dan hari demi hari (agar kita bertobat) hingga waktu yang telah Allah tentukan, yaitu sakaratul maut. Allah bersabar menanti kita, Allah bersabar untuk menunda siksa-Nya, dan tidak mau menghukum kita, Allah siap melimpahkan kemuliaan hingga sepuluh kali lebih besar dari kebaikan yang kita perbuat, bahkan hingga 70 kali lipat. Allah subhanahu wata'ala menuliskan satu perbuatan dosa hanya dengan balasan satu dosa, namun perbuatan baik Allah akan melipatgandakan balasannya dengan 10 kali pahala hingga 700 kali lebih besar, demikian dalam riwayat Shahih Al Bukhari, bahkan dalam riwayat Shahih Muslim bahwa setiap kebaikan akan dilipatgandakan balasannya 10 kali lebih besar hingga 700 kali dan lebih dengan kehendak Allah, berarti cinta kita kepada Allah dibanding dengan cinta Allah kepada kita 10 kali lebih besar cinta Allah kepada kita, bahkan 700 kali lebih besar dari cinta kita kepada Allah. Sekali kita beribadah dan berbakti kepada Allah maka sepuluh kali Allah subhanahu wata'ala berbakti kepada kita, maksudnya Allah berbakti kepada kita adalah mengganjar dan membalas dengan kebaikan, menyambut dengan kehangatan, sebagaimana yang dijelaskan di dalam kitab Taujih An Nabiih Limardhaati Baariih karangan guru mulia kita Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam hadits qudsi:

ياَدَاوُد لَوْ يَعْلَمُ الْمُدْبِرُوْنَ عَنِّيْ شَوْقِي لِعَوْدَتِهِمْ ، وَمَحَبَّتِيْ فِيْ تَوْبَتِهِمْ ، وَرَغْبَتِيْ فِي إِناَبَتِهِمْ لَطاَرُوْا شَوْقًا إِلَيَّ ، يَادَاوُد هَذِهِ رَغْبَتِيْ فِى الْمُدْبِرِيْنَ عَنِّي ، فَكَيْفَ تَكُوْنُ مَحَبَّتِيْ فِى الْمُقْبِلِيْنَ عَلَيَّ...؟

“Wahai Daud : Seandainya orang-orang yg berpaling dari-Ku mengetahui kerinduan-Ku atas kembalinya mereka, dan cinta-Ku akan taubatnya mereka, dan besarnya sambutanku atas kembalinya mereka pada keridhoan Ku, niscaya mereka akan terbang karena rindunya mereka kepada-Ku. Wahai Daud, demikianlah cinta-Ku kepada orang-orang yg berpaling dari Ku (jika mereka ingin kembali), maka bagaimanakah cinta-Ku kepada orang-orang yg datang (mencintai dan menjawab cinta Allah ) kepada-Ku?”

Setiap Manusia adalah Pemelihara

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

(صحيح البخاري)

“Semua Kalian adalah pemelihara (bagi anaknya, hartanya, dirinya), dan semua pemelihara akan ditanyai akan yang diasuhnya” ( Shahih Al Bukhari )

ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha melimpahkan kebahagiaan sepanjang zaman, Yang Maha menciptakan segenap hamba dari tiada, sesuatu yang selain Allah adalah makhluk, selain Dia Yang Maha Tunggal, Maha Sempurna dan Maha Abadi, kesemuanya adalah fana dan terikat kepada Yang Maha memiliki segala yang ada di langit dan bumi. Langit dan bumi ini adalah kerajaan milik Allah subhanahu wata’ala, Allah pemilik Tunggal Yang Maha berwibawa, Allah Yang Maha memberikan keluhuran, Yang Maha memberikan cahaya dan kegelapan, Yang Maha memulikan hamba-hamba-Nya dan menghinakan, Yang Maha menghidupkan dan Maha mematikan , Yang Maha melimpahkan keluhuran dan kesucian, Yang Maha memperbaiki keadaan hamba yang dikehendaki Nya, terlebih lagi jika hamba-Nya meminta dan terus berharap kepada-Nya, sungguh Dialah (swt) Yang paling tidak mengecewakan dari semua yang tidak mengecewakan, Dialah Yang Maha berhak dipercaya melebihi semua yang dipercaya, Dialah (swt) Yang Maha mendengarkan semua keluhan dan seruan hati kita melebihi semua yang mendengarkan keluhan dan seruan hati, Dialah (swt) Yang Maha mengerti perasaan kita melebihi semua yang baik kepada kita karena Dia (swt) Maha Baik. Allah subhanahu wata’ala telah memberikan kita keluhuran dengan menghadirkan kita di malam hari ini untuk berkumpul di dalam perkumpulan hamba-hamba yang dicintai-Nya, perkumpulan hamba-hamba yang dimuliakan-Nya, yang diikat Nya dengan rantai keluhuran kepada hamba-hamba terdahulu yang telah dimuliakan-Nya yang tersambung kepada Pemimipin para pembawa keluhuran, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah lah (swt) Yang menyambungkan kita kepada sang nabi (saw) melalui guru-guru kita hingga sampai kepada pemimpin semua guru, pemimpin semua makhluk Allah (swt) di dunia dan di akhirat, Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, manusia yang paling luhur budi pekertinya, manusia yang paling indah akhlaknya, manusia yang paling sempurna dari seluruh ciptaan Allah subhanahu wata’ala. Tiada satu makhluk pun yang Allah (swt) ciptakan yang memiliki keringat wangi, dan tiada satu makhluk pun Allah (swt) ciptakan yang wajahnya lebih terang dari matahari dan lebih indah dari bulan, sehingga ketika beliau berjalan tidak terlihat bayangannya (saw), karena cahaya wajah beliau (saw) lebih bercahaya dari matahari, namun cahaya kemuliaan yang Allah (swt) berikan kepada sang nabi (saw) tidak Allah (swt) tampakkan kepada makhluk-makhluk-Nya Allah (swt), kecuali sedikit saja yang diperlihatkan, karena jika semuanya diperlihatkan maka manusia tidak akan mampu memandang sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dari keindahan Allah (swt) yang berpijar di wajah beliau, namun kemuliaan itu akan terasa ketika hamba mulai mencintai Allah (swt) dan nabi-Nya (saw), keindahan Sang Maha indah (swt) dan makhluk ciptaan-Nya (saw) yang terindah akan mulai tersingkap dari tabir yang tertutup sebab gelapnya dosa, semoga Allah (swt) membukakan tabir keindahan itu sehingga sanubari kita menyaksikan keindahan Allah (swt), keindahan makhluk yang paling indah dan paling dicintai-Nya, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Saudara saudariku yang kumuliakan

Sungguh Allah subhanahu wata’ala telah memuliakan hamba-hamba-Nya dan menciptakannya dengan kehendak-Nya. Dan segala kehidupan, seperti hewan, tumbuhan dan lainnya, Allah ciptakan dari air, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ فَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى أَرْبَعٍ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

( النور : 45 )

“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” ( QS. An Nuur : 45 )

Muslim Yang Menjaga Lidah dan Tangannya

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

(صحيح البخاري)

“Orang muslim adalah orang yang tidak mengganggu orang muslim lain baik dengan lidah maupun tangannya, dan orang yang hijrah itu adalah orang yang hijrah meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah”. ( Shahih Al Bukhari)

ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ .

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Maha Raja alam semesta, Yang Maha Menguasai keluhuran, Yang Maha Menguasai kebahagiaan, Yang Maha Menguasai keindahan dan Maha membuat hati hamba-hamba-Nya rindu kepada yang lainnya, rindu kepada makanan, minuman, teman, keluarga dan lainnya, namun Allah hanya mengkhususkan satu sifat rindu yang agung yaitu rindu kepada Allah subhanahu wata’ala. Maka jangan salahkan orang-orang yang rindu kepada Allah jika ingin segera wafat, jangan pula salahkan orang-orang yang rindu kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika ingin segera wafat, dan jangan salahkan orang-orang yang rindu kepada Allah dan rasul-Nya jika meminta panjang umur karena ingin hidup lebih lama lagi dalam keadaan rindu kepada Allah subhanahu wata’ala dan rasul-Nya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Inilah malam 1 Muharram 1423 H yang merupakan 14 Abad yang silam dari usia hijrahnya rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan harus kita fahami bahwa hijrahnya rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bukan di bulan Muharram tetapi di bulan Rabi’ul Awal. Bulan Rabi’ul Awal adalah bulan lahirnya rasullah, bulan hijrahnya rasulullah dan bulan wafatnya rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun karena penanggalan Qamariyah (hijriyah), kalau penanggalan Syamsiah (Masehi) itu berdasarkan perhitungan matahari yang terdapat 12 bulan, dan perhitungan bulan qamariyah 12 bulan juga dan derajatnya diawali dengan bulan Muharram, maka tahun hijriah tidak bisa diawali dengan bulan Rabi’ul Awal, karena bulan yang pertama adalah Muharram dan yang terakhir adalah Dzulhijjah, maka perhitungan 1 Hijriah dimulai pada 1 Muharram. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari menjelaskan bahwa disini terdapat hikmah dijadikannya tahun pertama hijriah adalah Muharram, karena Muharram termasuk salah satu dari 4 bulan haram, yaitu bulan mulia selain bulan ramadhan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab ), dan pertengahan tahunnya adalah bulan Rajab, dan dua bulan terakhirnya adalah bulan Dzulqa’dah dan Dzulhijjah yang keduanya adalah bulan haram, dan sebaik-baiknya perkara adalah diakhirnya, maka jadilah penanggalan hijriah itu awalnya adalah bulan haram, pertengahannya bulan haram, dan terakhirnya juga bulan haram. Bulan haram (dimasa jahiliyyah) adalah bulan yang diharamkan perang, bertikai dan lainnya. Dan setelah berkembangnya agama Islam maka Allah jadikan 4 bulan itu sebagai bulan haram, namun tidak diharamkan perang disaat itu jika ada yang memerangi umat islam. Islam tidak memerangi kecuali diperangi, maka dalam keadaan seperti itu diperbolehkan perang walaupun di bulan haram. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memperbanyak puasa di bulan haram, sebagaimana dijelaskan dalam Syarah An Nawawy ‘ala Shahih Muslim oleh Al Imam An Nawawy bahwa Rasulullah memperbanyak ibadah di bulan-bulan haram ; Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Amal-amal di bulan Muharram dilipatgandakan pahalanya, oleh karena itu Rasulullah memperbanyak puasa di bulan Muharram, dan puasa yang sangat disunnahkan di bulan ini adalah puasa Asyura tanggal 10 Muharram, dimana pahala puasa di hari Asyura adalah dihapusnya dosa setahun yang lalu. Namun di dalam madzhab Syafi’i disunnahkan untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram, boleh saja hanya puasa pada tanggal 10 Muharram namun dalam hal ini terdapat penjelasan lagi dimana rasulullah memperbolehkan mengikuti adat istiadat orang yahudi selama itu hal yang baik, karena di hari Asyura’ orang-orang yahudi berpuasa sedangkan orang muslim tidak berpuasa, maka Rasulullah bertanya kepada mereka mengapa mereka berpuasa di hari itu, maka mereka menjawab :

“ hari ini (10 Muharram ) adalah hari terselamatkannya Musa dan Bani Israil dari kejaran Fir’aun”,

maka rasulullah menjawab :

“kami (ummat Islam) lebih berhak untuk mensyukuri keselamatan Musa daripada kalian”,

Tanda Munculnya Kemakmuran Bagi Muslimin-Muslimat

قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تَقُومُ السَّاعَةُ، حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ،وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ، وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ، وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ، وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ، وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ، حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ، فَيَفِيضَ.

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw : “Tiada akan datang hari kiamat hingga tercabutnya ilmu, dan terjadi banyak gempa, dan waktu terasa bergulir cepat, dan munculnya banyak fitnah, dan banyaknya perkelahian dan pembunuhan, hingga berlimpah pada kalian harta, maka harta ditumpahkan seluas-luasnya” (Shahih Bukhari)

ImageAssalamua’laikum warahmatullahi wabarakatuh,

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ

Limpahan Puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Luhur, Yang Maha Menciptakan segala anugerah, dan berpadu segala anugerah terluhur Nya pada satu makhluk Yang Paling di Cintai Nya, Yang dengan mencintainya terbukalah kesempurnaan iman, yang pada setiap ucapan kalimat tuntunannya tersimpan rahasia keridhaan Allah, dan itulah anugerah terluhur, Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam Yang Allah utus sebagai pembawa dan pengenal iman, iman adalah kenikmatan terbesar bagi kita, dan Allah subhanahu wata'ala menerbitkan iman dengan Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai matahari penerbitnya, menerangi kita sebagaimana firman Nya subhanahu wata'ala :

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا، وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا

“Wahai Nabi, Sungguh Ku utus engkau untuk menjadi saksi, saksi bagi setiap umatnya dan saksi bagi para Nabi yang terdahulu dan pembawa kabar gembira dan pembawa teguran dan sebagai penyeru kejalan Allah dengan izin Allah” (QS Al Ahzab 46)
Maksud kalimat “izin Allah” adalah seruan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam itu demikian luhurnya dan tidak akan berhenti dengan wafatnya Beliau, tapi berkelanjutan dari zaman ke zaman abadi, menghantar manusia menuju keluhuran yang fana dan yang abadi.

Wasiat Rasulullah saw di Haji Wada

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ حَجَّةِ اْلوَدَاعِ: لَا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw didengarkan oleh para jamaah haji : "Jangan kalian berbalik setelah aku wafat kepada kekufuran dengan saling membunuh" (Shahih Bukhari)

ImageAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَالْحَمْدُلله الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ الْمُنَاسَبَةِ الطَّيِّبَةِ الطَّاهِرَةِ...

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Luhur, Yang Maha menguasai kerajaan langit dan bumi, dan Maha Tunggal mengaturnya, memberikan kekuatan kepada hamba-Nya dengan kadar kehendak-Nya. Allah subhanahu wata'ala menguasai kekuatan dan tidak memberi kekuatan kepada hamba-hamba-Nya yang lain melebihi kekuatan yang diberikan kepada manusia. Para khalifah yang menjadi penguasa di muka bumi, menguasai segala sesuatu yang ada di bumi untuk tunduk kepadanya, sebagaimana firman-Nya:

أَنَّ الأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ

(الأنبياء: 105 )

" Bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh" ( QS. Al Anbiyaa: 105 )

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Merekalah yang menjadi rahasia penguasa yang hakiki di muka bumi, walaupun mereka tidak terlihat, namun Allah memberikan kemampuan dan kekuatan kepada mereka, tentunya bukan dengan kekuatan lain selain dengan doa, kekuatan dzikir, kekuatan takwa, kekuatan munajat untuk membentengi musibah, bukan hanya membentengi musibah, bahkan menyingkirkan dan menundukkan musibah langit, lautan, gunung, sebagaimana janji Allah subhanahu wata'ala, dan tanpa mereka berdoa pun Allah telah mengamankan bumi dengan keberadaan mereka, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari :

يَذْهَبُ الصَّالِحُونَ الأَوَّلُ فَاْلأَوَّلُ وَيَبْقَى ‏حُفَالَةٌ ‏‏كَحُفَالَةِ الشَّعِيرِ أَوِ التَّمْرِ لاَ يُبَالِيهِمُ اللَّهُ بَالَةً

(صحيح البخاري)

“Orang-orang shalih telah pergi (wafat), satu per satu, sampai tidak tersisa seorangpun kecuali manusia-manusia yang buruk, ibarat sampah gandum atau ampas kurma yang Allah tidak lagi mempedulikan mereka sedikitpun.” ( HR. Bukhari )

Jumat, 28 Januari 2011

Di Cabutnya Ilmu dari Manusia, Senin 20 Desember 2010


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
: إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

( صحيح البخاري )

“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia (Allah) mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang ulama pun (diwilayah itu), maka orang-orang mengangkat ulama dan sesepuh dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.”

ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Limpahan puji kehadirat Allah Yang Maha Luhur, Yang Maha melimpahkan keluhuran, Maha melimpahkan cahaya kebahagiaan, Maha melimpahkan cahaya ketenangan, Maha melimpahkan cahaya kesejukan, Maha melimpahkan cahaya kesejahteraan dengan cahaya dzikir, dengan cahaya kemuliaan dan keluhuran yang terbit dengan cahaya Allah subhanahu wata’ala yang dicipta Nya, bukan cahaya matahari yang mana terbit dan terbenam, namun cahaya yang menuntun kepada terang benderangnya kehidupan dunia dan akhirah siraajan muniira (pelita yg terang benderang), sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Seorang pemimpin yang membawa cahaya keluhuran Ilahi, menuntun kepada kedamaian dan ketenangan dengan menjadikan sanubari kita sebagai tempat rahasia keluhuran Ilahi untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirah, dan ketika cahaya itu berpijar di dalam sanubari kita, maka akan terlihatlah keberkahannya pada penglihatan, pendengaran, ucapan, perbuatan, dan pada semua yang kita lewati siang dan malam.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Jika cahaya keberkahan itu dibuka oleh Allah subhanahu wata’ala untuk menerangi jiwa kita maka di saat itu keberkahan akan muncul di penglihatan kita sehingga Allah menunutun semua yang kita lihat, menuntun kita kepada keluhuran, ketika kita melihat fuqara’ dan melihat apapun, maka yang akan kita lihat bukan lagi hanya sekedar bentuk, warna, gambaran atau sifat, namun yang kita lihat akan menuntun kita pada rahasia keluhuran Allah, mengingatkan kita kepada Allah, membuat kita semakin khusyu’. Dan jika kita melihat orang yang kaya atau miskin, orang yang gembira atau sedih, atau yang lainnya kesemuanya itu tidak akan membuat kita berpaling namun akan menuntun kita kepada jalan yang paling luhur yaitu jalan menuju Allah subhanahu wata’ala, jalan kepada ketenangan dunia dan akhirah, jalan kepada kekhusyuan, jalan menuju nama-Nya Yang Maha Luhur yang mengawali segenap nama, yang membuka rahasia segenap keluhuran yang muncul pada setiap hamba-hamba-Nya yang masing-masing mempunyai nama, dan setiap nama itu telah diterbitkan padanya keluhuran di dunia dan akhirah, atau keluhuran di dunia saja.

Semoga namaku dan nama kalian diterangi cahaya keluhuran di dunia dan akhirah, diterangi dengan cahaya keberkahan di dunia dan akhirah, begitu juga dengan pendengaran kita, penglihatan kita, ucapan kita, perbuatan kita, pekerjaan kita, rumah tangga dan keluarga kita diterangi cahaya Allah, dinaungi Allah, dinaungi kewibawaan Allah, dinaungi keluhuran Allah, dinaungi keberkahan Allah, dinaungi keindahan Allah.

Ketika Allah telah membukakan kepada seseorang rahasia keindahan Allah maka ia tidak akan lagi merasa susah dengan musibah, dan tidak pula ia akan tertipu dengan kenikmatan, karena hatinya telah dekat dengan Sang Maha Abadi, Allah subhanahu wata’ala.

Bagaimana cara dekat dengan Sang Maha Abadi ?, dekatlah kepada orang yang menuntunmu kepada tuntunan keluhuran Sang Maha Abadi, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka yang harus kita temui dan kita dekati setelah wafatnya sayyidina nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah para pewarisnya.

Saudara saudariku yang kumuliakan
Rantai keguruan yang tadi saya sampaikan disebut dengan Silsilah Dzahabiyyah ( rantai emas ) atau Silsilah Qutbiyyah yang kesemua rantai itu adalah para wali Allah, para shalihin dan para Ulama’ ahlussujud (orang yg banyak beribadah dan banyak bersujud) yang diperoleh dari gurunya ahlu assujud dan dari gurunya ahlu assujud dan seterusnya sampai kepada imam ahlu assujud, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan dari ahlulkhusyu’ berguru kepada ahlulkhusyu’, berguru kepada ahlulkhusyu’ dan seterusnya hingga sampai kepada imam ahlulkhusyu’ sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, orang yang bercahaya dengan makrifah, haqiqah dan syariah berpadu di dalam setiap tuntunan mereka, jiwa mereka penuh dengan keluhuran makrifah, haqiqah dan syariah yang bersambung dari guru ke guru hingga sampai kepada pemimpin pembawa syariah, makrifah dan haqiqah, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Maka rantai keguruan itu disebut sebagai rantai emas, dan disebutkan para salafussalih bahwa barangsiapa yang menyatukan sanad (ikatan dan hubungan) keguruan dengan keguruan itu maka tidak akan pernah terputus selama-lamanya, bagaikan rantai emas yang bersatu antara satu mata rantai dengan mata rantai yang lainnya, yang mana jika digerakkan satu mata rantai maka akan bergerak pula seluruh mata rantai hingga ke ujung mata rantai, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ucapan Yang Paling Dicintai Allah SWT

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أَلَا أُخْبِرُكَ بِأَحَبِّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِأَحَبِّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ فَقَالَ إِنَّ أَحَبَّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ

(رواه مسلم)

Sabda Rasulullah SAW : “Maukah kukabarkan pada kalian ucapan yang paling dicintai Allah?", ku katakan (Abu Dzar ra) : “Wahai Rasulullah SAW, kabarkan padaku ucapan yang paling dicintai Allah SWT”, bersabda Rasulullah SAW : “Ucapan yang paling dicintai Allah SWT adalah: "Subhanallahi wabihamdih (Maha Suci Allah dan padaNya pujian luhur.” ( Shahih Muslim )

ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Limpahan puji ke hadirat Allah subhanahu wata’ala Yang telah mengumpulkan kita di dalam tuntunan keluhuran, di dalam hujan rahmat Allah, di dalam limpahan anugerah yang terluhur yaitu seruan Allah subhanahu wata’ala yang kita datangi dan kita dengarkan, yang kita telaah sehingga sampailah namaku dan nama kalian dalam keputusan Ilahi tertulis di malam ini sebagai tamu rahmat Allah subhanahu wata’ala, tamu pengampunan Allah, tamu keluhuran Allah, tamu yang disayangi dan dikasihani Allah. . Hadits ini diriwayatkan di dalam Shahih Muslim dimana rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Abu Dzar Al Ghifari Radiyallahu ‘anhum waardah :

أَلَا أُخْبِرُكَ بِأَحَبِّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِأَحَبِّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ فَقَالَ إِنَّ أَحَبَّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ

“Maukah aku beritahukan kepadamu ucapan yang paling dicintai oleh Allah?”. Maka aku katakan, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku ucapan yang paling dicintai Allah itu.” Beliau pun menjawab, “Sesungguhnya ucapan yang paling dicintai Allah adalah ‘Subhanallahi wa bihamdih .”

Subhanallahu wabihamdihi ( Maha Suci Allah ) . Hadirin hadirat, tentunya dengan kalimat yang paling dicintai Allah ini, maka mereka yang mengucapkannya akan sangat dilimpahi rahmat Allah subahanahu wata’la, mereka yang mengucapkan dengan zhahir dan bathinnya dan tentunya untuk mereka yang telah menyaksikan tiada Tuhan selain Allah, dan nabi Muhammad utusan Allah. Allah subhanahu wata’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَجِيبُواْ لِلّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُم لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

( الأنفال : 24 )

“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu , ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” ( QS. An Anfal : 24 )

Undangan-undangan Ilahi setiap detik memanggil kita kepada keluhuran, setiap nafas kita adalah panggilan kasih sayang dari Allah untuk mencapai ridha-Nya, untuk mencapai pengampunan-Nya, untuk mencapai kedekatan kepada-Nya, untuk mencapai kemuliaan kehadirat-Nya, kemuliaan dunia dan akhirat adalah milik-Nya maka mohonlah kepada Yang Maha Memilikinya, Yang Maha membagi-bagikannya sepanjang waktu dan zaman, Yang Maha melimpahkannya sepanjang generasi mulai ada hingga semua generasi berakhir. Dan Allah subhanahu wata’ala telah menjamin dimana tidak akan pernah terjadi hari kiamat selama masih ada yang memanggil nama-Nya, Allah…Allah. Sebagaimana sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Muslim :

لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى أَنْ لَاتُقَالَ فِي الأَرْضِ الله الله

" Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga tidak lagi diucapkan "Allah Allah" di dunia"

Dan dalam riwayat yang lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ عَلَى رَجُلٍ يَقُوْلُ اَلله الله

" Tidak akan terjadi hari kiamat pada seseorang yang mengucapkan "Allah Allah"

Maka barangsiapa yang mengingat Allah maka ia dijaga oleh Allah dari segala sesuatu, kenapa? Karena ia bersama Allah, sebagaimana firman-Nya dalam hadits qudsy :

أَنَا مَعَ عَبْدِي حَيْثُمَا ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ

“Aku bersama hamba-Ku ketika ia mengingat-Ku dan bergetar bibirnya menyebut nama-Ku”

Hati-hati dengan orang yang selalu mengingat Allah, orang yang banyak berdzikir, karena dia selalu dinaungi Allah subhanahu wata’ala, dan naungan Ilahi tidak bisa ditembus dengan segala kekuatan lainnya bahkan seluruh kekuatan itu adalah dari-Nya dan milik-Nya, Allah mencabut kekuatan itu dari yang dikehendaki dan memberikannya pada yang dikehendaki untuk menjadikan mereka semakin mulia atau membuat semakin jauh dari-Nya karena kejahatan yang mereka lakukan, semoga Allah melindungi kita dengan kekuatan-Nya agar kita dijauhkan dari jahatnya tipuan syetan, dari fitnah dan musibah, disingkirkan oleh Allah dengan lindungan rahmat-Nya, lindungan kasih sayang-Nya di setiap waktu di dunia dan akhirah.

Sempurnanya Iman Seorang Muslim


قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
(صحيح البخاري)

“ Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia. ” ( Shahih Al Bukhari )

ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ .

Limpahan puji kehadirat Allah Yang Maha Luhur, Yang Maha Menguasai kerajaan langit dan bumi, Yang Maha melimpahkan rahmat-Nya yang kekal dan Maha Melimpahkan kasih sayang-Nya disetiap waktu tiada henti yang berupa rahmat-Nya yang sementara untuk mereka yang beriman dan yang tidak beriman, dan rahmat itu terus berlimpah di setiap detiknya. Namun Allah menyiapkan rahmat yang kekal untuk mereka yang mengikuti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Mungkin sebagian orang akan berkata : “ kenapa, Muhammad lagi, rasulullah lagi dibahas?! ”, mengapa?, karena beliau adalah utusan Allah, maka kenali kasih sayang Allah dengan mengenali utusan-Nya yang telah mengenalkan Allah, dialah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Cintailah beliau, karena dengan mencintainya sempurnalah iman kita. Allah subhanahu wata’ala berfirman :

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ ، وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ

( المائدة : 55 – 56 )

“ Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka banyak melakukan shalat sunnah tunduk (kepada Allah), Dan barangsiapa yang menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya, maka sesungguhnya pasukan Allah itulah yang pasti menang.” ( QS. Al Maidah : 55 – 56 )

Sungguh yang menjadi pelindung kita dan mengayomi kita adalah Allah subhanahu wata’ala, dan Rasul-Nya yang melindungi kita dengan doa, dengan syafaah yang agung, dengan tuntunan luhur, dan juga orang-orang yang beriman yang senantiasa mengerjakan shalat, menunaikan zakat, merekalah para shalihin yang juga menjadi pelindung kalian.

Selasa, 18 Januari 2011

Soal pendirian usaha.

Soal Kelas XII KD

Jawab uraikan dengan jelas Pertanyaan berikut ini !

1. Sebutkan langkah langkah yang perlu dilakukan sebelum menentukan atau menetapkan bidang usaha dalam berwirausaha !

2. Di dalam penentuan bidang usaha ada 3 masalah pokok yang perlu dipertimbangkan oleh wirausahawan . Jelaskan !

3. Minat , Modal dan Relasi adalah Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bidang usaha jelaskan masing masing !

4. Coba Perhatikan, menurutmu Usaha apa sedang maju dan berkembang dilingkunganmu. ?

5. Apabila berniat untuk berwirausaha dan menjalankan usaha, Usaha apa yang sesuai dengan bakat dan keahlianmu ? Jelaskan !

JAWABAN

1) Langkah-langkah yang perlu dilakukan ialah:

-Sebelum menentukan bidang usaha yang akan digeluti,
wirausahawan harus bertanya kepada teman-teman,
kenalan, dan famili, kira-kira bidang usaha apa yang
paling cocok dan paling menguntungkan.
- Sebelum menetapkan perencanaan, permodalan, dan
pengalaman dalam bidang usaha, wirausahawan perlu
mempertimbangkan dengan cermat tentang bidang
usaha yang akan di jalankannya.

2) Dalam penentuan bidang usaha ada 3 masalah pokok yaitu:

a. Bentuk usaha yang dipilih dalam bentuk usaha yang dipilih, faktor- faktor yang harus dipertimbangkan meliputi : jenis bidang usaha, bentuk usaha, bentuk permodalan, tanggung
jawab usaha, keanggotaan, pembagian
laba, publikasi, perkiraan usaha tahunan,
dan sebagainya.

b. Efisiensi usaha

Dalam efisiensi usaha, faktor-faktor yang harus dipertimbangkan menyangkut pertanggung jawaban yang harus diberikan, fungsi manajemen dan control yang harus diadakan, aspek formalitas, fleksibilitas, dan permodalan yang harus dilaksanakan dengan baik dan benar.

c. Motivasi usaha
Dalam motivasi usaha, faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dengan cermat
menyangkut pengertian bentuk usaha yang
akan dijalankan, kelompok bentuk usaha
yang akan didirikan, maksud pendirian usaha, perundingan pendirian
usaha, dan kesepakatan pendirian usaha.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bidang usaha:
- Minat
maksudnya kita tertarik sekali/berminat dalam bidang industri itu, atau kerajinan dan perdagangan / jasa.
- Modal : apakah sudah tersedia modal awal atau
belum,
dan apa saja yang sudah kita punya/dimiliki.
- Relasi : apakah ada keluarga atau teman, yang
sudah menekuni usaha yang sama atau
usaha yang akan dikerjakan ada relevan
sinya dengan usaha tersebut

4) 1.Usaha warung/toko

2.Usaha warnet

3.Usaha lapangan futsal

5) Saya berniat ingin mempunyai beberapa kontrakan,apartemen dan toko/grosir yang dapat menghasilkan denga nilai yang cukup banyak.