THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 05 Februari 2011

Kelezatan Cinta Kepada Allah SWT dan Rasul-Nya

ImageLimpahan puji kehadirat Allah swt yang Maha berhak atas kesempurnaan yang mulia, Maha Suci Allah yang dengan mengikuti Sang Nabi terangkatlah derajat kita kepada puncak kehidupan yang abadi, Maha Suci Allah, Nama Yang Maha Agung, Maha Berwibawa dengan kewibawaan yang Abadi, Maha Terang benderang Menerangi jiwa dengan kemuliaan khusyu, menerangi sanubari dengan ketenangan dan sakinah, menenangkan hari-hari mereka didalam kenikmatan yang melebihi seluruh kenikmatan, Kenikmatan khusyu dan rindu kehadirat Allah, yang bila telah bangkit dari sanubari bagaikan matahari yang terbit, maka sirnalah seluruh kenikmatan dan segala kesedihan, tenggelam dalam keasyikan pada Nama Allah swt..

Inilah (wahai) hadirin-hadirat surga bagi mukminin-mukminat sebelum mereka mengenal surga, Akan tetapi kita lihat bagaimana para Sahabat radhiyallahu'anhum dan para pengikutnya, dan para Shalihin dan Muqarrabien, mereka menginginkan kebersamaan selalu dengan mausia yang paling dekat kepada Allah (yaitu) Sayyidina Muhammad saw, karena apa?, Karena mereka merasakan kelezatan saat mereka bersama Nabi Muhammad saw, mereka merasakan puncak kekhusyuan saat mereka bersama Nabi Muhammad saw dan mereka tidak merasakan kelezatan hidup melebihi saat saat mereka bersama Rasulullah saw.

Oleh sebab itu sering kita dengar riwayat semacam Sayyidina Tsauban ra yang merasa tidak lagi menginginkan kenikmatan surga kecuali yang diinginkan adalah bersama Sang Nabi, Seperti hal hal semacam ini karena apa? Karena mereka merasakan kelezatan saat mereka bersama Nabi Muhammad saw.., Kelezatan apa?, Tentunya kelezatan dekat kepada Allah.., kelezatan khusyu.., kelezatan tuma'ninah.., ketika mereka memandang wajah Sang Nabi dan ketika mereka bersama Nabi Muhammad saw, Sebagaimana dijelaskan didalam Majmu'zawaid dan Musnad Imam Ahmad berkata Sayyidina Abu Hurairah "Yaa Rasulullah idza ra'ynaka raqqat quluubina..!", Wahai Rasulullah jika kami melihat wajahmu kami terangkat pada puncak kekhusyuan.., Banyak diantara kita memandang benda, memandang gunung, memandang laut, maka terangkat (muncul) tuma'ninah dan khusyu dalam jiwa semakin ingat kepada Allah dan demikian dan lebih dan lebih memandang Nabi Muhammad saw yang menjadi lambang rahmat ilahi..,

Datanglah seseorang bertanya kepada Sang Nabi "yaa Rasulullah kapan datangnya hari kiamat?" (kita bertanya) siapa orang ini? Al Imam Ibn Hajar Asqalani didalam kitabnya Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan orang yang bertanya ini orang yang membuang air kecil di Masjid Nabawi. Orang yang boleh dikatakan sangat kurang ajar dan minim pemahamannya dan juga imannya, dia bertanya "kapan hari kiamat?" Rasul menjawab dengan pertanyaan "bukan kapan yang mestinya kau ketahui, apa yang kau siapkan? jangan bicarakan kapan hari kiamat karena yang diperlukan adalah persiapanmu, apa yang kau persiapkan?" ia berkata "La syai..! Tidak ada apa-apa yang kusiapkan. Maksudnya apa? Ia beramal hal yang fardhu dan memperbanyak hal yang sunnah semampunya tapi tidak punya satu amal yang ia andalkan terkecuali Mahabbatullah awa Rasul. Yang ku andalkan cinta kepada Allah dan RasulNya Muhammad saw, ini yang menjadi andalanku yang lain tidak ku andalkan walaupun akau beramal. "La syai" disini bukan berarti tidak beramal, beramal tetapi dia tidak mengandalkannya. Yang ia andalkan cintanya kepada Allah dan Rasul, maka Rasul menjawab "engkau bersama dengan orang yang engkau cintai" dijawab kabul dari cintanya kepada Allah dan Rasul diijabah langsung oleh Rasul saw. Barangkali kalau amalan lainnya belum tentu diijabah oleh Allah, tetapi cinta kepada Sang Nabi langsung dijawab oleh Rasul "anta ma a man ahbabta..!" engkau bersama dengan orang yang kau cintai.

0 komentar: