THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 28 Maret 2011

Cahaya Wudhu

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ أُمَّتِيْ يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِيْنَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوْءِ، فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيْلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ

( رواه البخاري )

“Sungguh ummatku akan diseru pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya karena bekas wudhu'nya, maka barangsiapa yang mampu melebihkan panjang sinar pada tubuhnya, maka lakukanlah.” ( Shahih Al Bukhari )

ImageSebelum saya melanjutkan tausiah, ada pertanyaan mengapa hadits ini harus dibaca dulu bersama-sama?, tidak harus dibaca namun (maksud kita) hanya dengan niat mengambil barakah. Sebagaimana ta’lim (pembelajaran) itu ada 3 macam, yang pertama adalah belajar dengan membaca buku, yang kedua adalah belajar dengan guru, dan yang ketiga adalah ta’lim (belajar) dengan cara talaqqi. Seperti yang kita fahami bahwa belajar dengan buku tanpa guru bisa jadi kesalahannya lebih banyak daripada ta’lim dengan guru langsung, namun belajar langsung kepada guru pun terkadang salah faham juga atas apa-apa yang disampaikan oleh gurunya. Dan yang paling utama adalah belajar dengan cara talaqqi, talaqqi adalah ucapan langsung dari gurunya kemudian diucapkan lagi oleh muridnya. Dan Ulama’ masa kini menggunakan ketiganya, jadi kitab atau bukunya ada, syarah guru serta talaqqinya juga ada. Bahkan kitab-kitab seperti Shahih Al Bukhari dan terjemahannya sangat mudah kita dapatkan. Namun ta’lim yang paling utama adalah Talaqqi karena inilah yang disebut dengan sanad keguruan, dimana seorang guru belajar langsung kepada gurunya sehingga bersambung kepada Al Imam Bukhari dan sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Setelah kita membaca hadits tadi dan acara selesai maka selesailah pembacaannya namun ruh kita terus bersambung kepada Al Imam Al Bukhari sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Cahaya Allah subhanahu wata’ala yang menerangi kita dengan rahmat-Nya, gelombang rahmat-Nya terus mencari tempat-tempat yang pantas dijadikan tempat untuk bergabung, seperti gelombang-gelombang yang muncul, banjir, atau tsunami kesemuanya mengarah ke tempat yang lebih rendah, maka majelis-majelis dzikir dan majelis-majelis ta’lim itu adalah tempat mengarahnya para malaikat pembawa rahmat, namun yang paling banyak mendapatkan bagian rahmat adalah orang yang paling rendah hati dan tidak menyombongkan diri, tidak riya’ namun dia merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling banyak dosa dan bersyukur karena telah diizinkan oleh Allah untuk duduk di majelis itu, maka orang yang seperti itu akan dimuliakan oleh Allah.

Mencintai Madinah

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ

(صحيح البخاري)

“Wahai Allah, jadikan kami mencintai Madinah, seperti kami mencintai Makkah atau lebih dari mencintai Makkahi.” ( Shahih Al Bukhari )

ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha menyambungkan rantai keluhuran, kebahagian dan rahmat-Nya sepanjang waktu dan zaman, dengan putaran roda kehidupan yang terus berputar tiada berhenti, dan roda kehidupan itu terus bergulir dan mendekat kepada kematian, bergerak dari waktu kelahiran dan akan berhenti saat nafas yang terakhir dihembuskan, setiap putaran kehidupan itu melewati kenikmatan dan kesedihan, kesedihan adalah sebagai sarana untuk sabar, tabah dan bersyukur , sebagaimana dikatakan oleh sayyidina Umar bin Khatthab RA dalam kitab Al Adab Al Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari : Aku bersyukur atas musibah karena 3 hal, yang pertama karena musibah tidak datang pada aqidahku, padahal Allah Maha Mampu memberikan musibah itu namun Allah tidak memberikannya. Kedua, Allah subhanahu wata’ala mampu memberi musibah yang lebih besar namun Allah tidak memberikannya. Ketiga, Allah jadikan setiap musibah sebagai penghapus dosa. Jadi walaupun kita tidak senang dengan musibah ( tidak ada yang senang dengan musibah, semua manusia menginginkan kenikmatan), namun jika datang musibah hiburlah dengan mengingat bahwa Allah Maha Mampu memberi musibah yang lebih besar dari itu dan ingatlah bahwa musibah yang menimpamu sedang mengikis dosa-dosamu, yang mana jika dosa itu tidak terkikis maka dosa itu akan membawa musibah yang lebih besar di alam kubur dan di akhirat. Di saat kita dalam kenikmatan maka perbanyaklah untuk bersyukur karena dengan bersyukur akan bertambah kenikmatan yang lebih besar lagi, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

( إبراهيم : 7 )

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". ( QS. Ibrahim : 7 )

Minggu, 06 Maret 2011

Semangat Wirausaha Mandiri



Cetak Surel

Lembaga pendidikan formal yang didirikan dengan tujuan mendidik angkatan kerja informal dan nonformal terdengar sebagai sebuah paradoks. Namun pola semacam ini adalah pendekatan yang paling praktis serta faktual dalam konteks kehidupan kita saat ini, di mana peluang kerja tidak lagi berlimpah dan melebihi jumlah tenaga kerja yang tersedia, melainkan sebaliknya: peluang itu harus diciptakan sendiri oleh para pencari kerja.

Di sinilah terbukanya celah bagi sekolah-sekolah menengah kejuruan; suatu wilayah pendidikan formal yang kerap tak dipandang sebelah mata pun oleh sebagian orang, tetapi nyatanya mampu menjadi penyangga struktur perekonomian bangsa.

KELEBIHAN SMK dibanding SMA



Cetak Surel

SMK sudah sejak lama merupakan sekolah yang identik dengan pencetak para orang-orang yang handal didunia kerja. namun juga identik sebagai pusat sekolahnya arek mbetik (anak nakal) dan orang yang tak mampu (maaf). mengapa saya bisa katakan seperti itu, karena yang sudah saya tahu dimasyarakat ialah paradigma bagaimana sebuah SMK dianggap sebagai pilihan terakhir.